Rabu, 30 November 2011

asyik aku disunat

Aku melihat atap kamarku sambil membayangkan esok bagaimanan yach. Oh yach, esok itu aku mo disunat, soalnya aku udah gede. Oh yach namaku iwan pramana putra umurku 8 tahun. Hi..hi…, sebenarnya aku mo disunat gara-gara si dicky, teman sekelasku bulan kemarin sudah disunat trus aku juga kepingin. Maklum kami seperti dua kakak adik walaupun kami tidak bersaudara , itu kata orang2 dan guru serta teman kami. Lagian juga aku engga punya adik, yach jadi kami seperti saudara,he…hee.., Eh balik lagi besok gimana yach, aku sudah engga sabar nungguiinnya pengen buru2 pagi. Nanti sakit engga yach, kata orang2 sakitnyahanya sebentar doang trus engga sakit lagi dan jangan lupa nanti banyak yang ngasih uang he…he… uangku banyak. Mo dibeliin apa yach, sepatu futsal…apa sepeda….psp atau…
“Iwan, belum tidur?”tanya mamaku, yang membuyarkan lamunanku
“Belum, ma, engga bisa tidur.”
Lalu mama menghampiriku dan duduk disamping tempat tidurku
“Sayang, emangnya kenapa, ko belum tidur?”
Aku terdiam. Lalu mama mengusap rambutku dengan penuh sayang. Syur… usapannya membuat hatiku tenang. Makasih mama.
“Sayang, besok kamu mo disunat, mama bangga banget karena kamu sudah berani disunat.Waktu papa kecil juga disunat.”
“ emang, Ma ?” tanyaku.
“ Iya, sayang, semua laki-laki yang beragama islam wajib disunat.Disunat itu dapat pahala dari ALLAH SWT, trus kamu jadi anak yang shaleh dan baik juga untuk kesehatan kamu serta bermanfaat kalo kamu sudah besar nanti,” jelas mama.
“Iya, ma.”
“Nah, mama sekarang punya hadiah untuk kamu.”
Sambil tersenyum mama memberikan sebuah hadiah yang dibungkus dengan gambar favoritku Ben 10.
“Apa isinya, ma?” tanyaku sambil tersenyum lebar
“Coba buka,aja,”
Aku sudah engga sabar mo membukanya, dengan penuh semangat dan deg-degan hatiku bertanya apa kira isinya. Wow, ternyata gameboy. Asyik banget, aku punya gameboy. Mainan yang selama ini aku mauin. Mama tau aja kemauan aku, he… he…
“Makasih, Ma.” Pelukku
“Kembali kasih, sayang.” Sambil mengecup keningku.
“Sekarang, kamu bobo, yach, besok bangun pagi.”
Aku menggangguk
Mama menyelimutiku. Dan keluar dari kamarku. Aku masih memeluk gameboy yang dikasih sama mama. Makasih, Ya ALLAH, atas rezeki yang telah Engkau diberikan, aku belum disunat aja sudah dikasih, apalagi kalo sudah disunat pasti dikasih banyak, he…he…, makasih Ya, ALLLAH sekali lagi.
*******
“Assalammualaikum, sayang,” sapa mama sambil membangunkanku.
“Ehm… ehm…, waalaikum salam, ma.”
“Bangun, sayang sudah pagi.”
“Jam berapa, ma?”
“Jam 5, sudah Shubuh. Sekarang kamu bangun, lalu mandi, trus kita shalat berjamaah, papa sudah menunggu.”
Aku langsung bangun dan bergegas kekamar mandi. Baju yang akan aku kenakan sudah mama sediakan, ditaruh diatas tempat tidurku yang sudah rapih. Mamaku memang is the best, ngertiin aku banget, loh. Baju koko yang aku kenakan warnanya merah dan samaan dengan koko papa serta baju mama. Merah itu warna kesukaaanku. Pokoknya kita bertiga itu kaya artis, he…he… yang mo manggung. Tapi kalo kata mama, kita semua seragam dan berwarna merah itu menandakan secerah hari ini yang akan kita lalui bersama-sama dengan penuh kehangatan, keakraban serta kasih sayang. Wow, kalo mamaku berkata dahsyat sekali. Seperti puisi aja. Itulah mamaku.
“Iwan, kamu qomat,” papa menyuruhku.
“Iya, pa.”
Aku langsung qomat. Kalo dirumah shalat berjamaah aku diberi wewenang oleh papa untuk qomat sedangkan papa jadi imam. Aku dan mama jadi makmum. Kemudian kami shalat shubuh 2 rakaat. Setelah selesai shalat papa memimpin doa. Aku dan mama mengaminkan doa papa. Trus aku juga nambahin doa dalam hati.
“Ya, ALLAH, nanti kalo aku disunat, jangan sakit. Ya, ALLAH, kalo dikasih sakit, sakitnya sebentar aja, trus cepat sembuh nanti aku bisa main lagi, trus satu lagi, Ya, ALLAH, aku nanti dapat uangnya yang banyak, yach, he…he…,banyak yang aku mo beli, trus nanti juga ada yang mo aku sedekahin. Kata mamaku, aku sudah harus belajar untuk sedekah, trus uangnya mo aku kasih kemama dan juga mo aku beliin baju untuk mama. Kabulin doaku, Ya, ALLAH, Amin, Amin Ya Rabbalalamin.”
Setelah selesai berdoa, kami bersalaman. Aku mencium tangan mama dan papa. Sedangkan mama bersalaman dengan papa. Aku merapihkan sajadah yang telah selesai kami pakai untuk shalat shubuh.
“Sekarang, sarapan dulu, sebentar lagi pak dokternya datang,” kata mama
Oh, ya, aku disunatnya memang pagi-pagi kira-kira pukul 05.30 Wib.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar